Tuntutan dan kebutuhan yang selalu berubah dengan kompleksitas yang sangat tinggi, ketergantungan pada keuangan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sekarang untuk keberhasilan dan martabat suatu keluarga diukur berdasarkan kekayaan keuangan.
Pola pikir yang berpendapat finansial segala-galanya telah menuntut untuk mendapatkannya dengan berbagai cara bahkan harus repot-repot dengan mengorbankan waktu bersama dengan keluarga.
Pada awalnya kebutuhan finansial merupakan tanggung jawab sang ayah sebagai keluarga tapi pada saat ini telah mulai bergeser dengan banyaknya wanita karier bahkan dikantor-kantor kabanyakan waniat lebih banyak dan dominan. Niat untuk melakukan tugas utama sebagai ibu rumah tangga menjadi terkesampingkan bukan karena tidak ada niat untuk melakukannya tetapi karena kemampuan fisik yang terbatas sebagai seorang manusia yang tidak cukup kuat untuk melakukan apapun.
Untuk menggantikan peran ibu rumah tangga di carikan jasa pembantu yang bertujuan untuk melakukan pekerjaan dapur, sumur dan kasur, sehingga anak menjadi lebih dekat dengan pembantu dibandingkan dengan orang tua sendiri.
Ahli berpendapat bahwa otak anak sama dengan kain putih atau spons yang akan menyerap dan mencerna informasi apapun sehingga dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menemukan perilaku anak sangat mirip dengan perilaku pembantu rumah tangga, serta kata-katanya, sopan santun, dan sebagainya.
Melihat permasalahan di atas ada baiknya kita sebagai orang tua harus berpikir ulang kembali untuk menjawab pertanyaan berikut: Untuk apa kita cari kekayaan, kekayaan yang telah ditumpuk semuanya untuk siapa?
Jika jawaban untuk anak-anak maka mau tidak mau anak harus menjadi prioritas pertama, untuk apa memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi anak-anak kita terbentuk menjadi orang yang kacau!
Agar kita mengetahui perkembangan setiap anak harus mencoba saran berikut:
Luangkan lebih banyak waktu untuk bermain dan bercanda dengan anak-anak. Dengan melakukan kegiatan bersama kondisi kedekatan anak dengan pembantu secara bertahap akan diambil kembali.
Menyediakan ruang bagi anak untuk berbagi cerita bahwa setiap anak memiliki masalah, orang yang pertama kali dicari dalam cerita ini adalah orang tuanya.
Jika anak masih kecil harus terus memantau kemampuan ia sudah memiliki apakah kemampuannya sesuai dengan indikator perkembangan anaka seusia dia.
Siapkan tempat yang kondusif untuk anak-anak belajar agar meningkatkan kapasitas pembelajaran yang optimal
Menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk belajar adalah untuk menghindari hal-hal negatif dan berbahaya, membimbingnya dalam melakukan kegiatan aktif serta anak-anak tidak boleh terlalu dilarang
Jika Anda memiliki target dalam mendidik anak-anak lakukan pengukuran secara teratur dan berurutan dengan memperhatikan usia dan kemampuan anak.
Kesehatan dan makanan harus menjadi perhatian dengan gizi dan fungsi organ tubuh bisa optimal, lakukan pengecekan secara teratur.
Anak itu harus selalu diberikan kasih sayang tetapi jangan teralu dibuat manja, menciptakan kemandirian, tanggung jawab, perilaku, kecerdasan, dan menyiapkan model pembelajaran ya ng sesuai dengan kecendrungan kecerdasannya.